Terkadang orang lain menilaiku sebagai orang yang terbuka
pada siapapun dan apapun. Mereka menganggapku seperti itu karena setiap mereka
berbicara denganku, aku juga menceritakan banyak hal yang sedang kuhadapi saat
ini. Ada beberapa respon yang mereka tunjukkan padaku. Namun sebenarnya, aku
tidak tahu apakah ini benar, maksudku, apa yang mereka pikirkan dan rasakan
tentang aku. Jadi, respon-respon yang mereka berikan hanya berdasarkan
persepsiku saja, tanpa tahu apakah itu benar ada dalam benak mereka. Kalaupun
benar, ya berarti besok-besok tidak perlu diulangi, kalau salah, ya tidak perlu
diterusin juga ceritanya, yang biasa-biasa saja.
Berikut respon/ tanggapan yang mereka tunjukkan selama
aku bercerita, dengan topik pembahasan/ pembicaraan yang kami lakukan adalah
sama.
Pernah seseorang bertanya bagaimana kabarku, aku
menjawab, sehat dan masih hidup. Lalu bertanya lagi bagaimana kuliahmu, aku
menjawab, kurang begitu menyenangkan, berbeda dengan di “luar negeri”,
sistemnya kurang pas menurutku, mulai dari kurikulum/ materi yang diberikan,
metode penyampaian, bahkan lingkungan yang tercipta disana, bla bla bla. Memang
kalau bercerita tentang hal yang kurang begitu aku suka terkadang terlalu
banyak yang kusampaikan. Dan ternyata dia hanya berkata, ya iyalah memang
disana sudah berbeda sistem. Ok, mungkin aku salah, salah waktu tepatnya,
karena orang tersebut sedang sibuk.
Ada lagi orang lain bertanya hal yang sama, yaitu tentang
kuliahku. Pertanyaan yang sama jawabannya pun akan tetap sama. Respon orang
yang ini beda, banyak tanya. Dia tanya, berarti teman-temanmu hedon?, aku jawab
iya, porsi hidup mereka banyak untuk dunia saja. Pertanyaan selanjutnya, lantas
kamu menghadapinya bagaimana?, kalau aku ya berteman saja, aku berada diluar,
jadi teman bisa jadi jaringan yang baik, dan yang penting idealismeku takkan
terganti. Bla bla bla masih banyak lagi tanyanya. Kali ini dapat tanggapan
bagus, karena beberapa hal, pertama dia ingin tahu bagaimana dunia luar, jadi
dia sangat antusias mendengar dan bertanya, kedua dia ingin tahu kabarku karena
saya memang bikin kangen banyak orang jadi mungkin dia merasa kehilangan saya
(#narsislagitrend), ketiga mungkin bisa dijadikan motivasi untuk menjadi the
real khalifa fil ardh.
Terakhir, orang yang ini kurang bisa dideteksi alasan
dibalik responnya. Dia menanyakan hal yang sama dengan dua jenis orang diatas
(jenis? ga sekalian spesies aja?). Jawabanku tetap sama, panjang x lebar x
tinggi. Aku hanya mendapat tanggapan seperti yang nomer satu. Lalu, apa yang
membuatnya berbeda?. Aktivitas yang dia lakukan tidak sesibuk yang dilakukan
orang nomer satu. Selain itu, dalam keadaan yang baik-baik saja, maksudnya,
tidak bad mood atau capek, atau sedang berpikir. Jadi, kenapa responnya hanya
seperti itu?. Kemungkinan jawabannya adalah dia sudah tahu bagaimana caraku
menjawab, jadi daripada buang-buang waktunya untuk mendengarkan ceritaku lebih
baik cari cara agar masyarakat impian segera terwujud. Untuk yang satu ini aku
cuma bisa menganggukan kepala.